
MATERI PEMBELAJARAN | |
Mapel | Basis Data |
Kelas | 11 PPLG |
Semester | Ganjil |
Topik | 01 (Pengenalan Konsep Database) |
Apa itu Database?
Bayangkan lemari arsip yang sangat besar dan rapi di kantor. Di dalamnya ada banyak laci, setiap laci punya label, dan di dalam laci ada map-map yang berisi dokumen-dokumen penting. Semua dokumen itu disimpan dan diatur sedemikian rupa sehingga ketika kita mencari sesuatu, kita bisa menemukannya dengan cepat dan mudah.
Nah, database itu mirip seperti lemari arsip digital yang sangat canggih. Database adalah kumpulan data yang terorganisir secara sistematis sehingga mudah untuk disimpan, dikelola, diakses, dan diperbarui. Data-data ini biasanya saling berhubungan satu sama lain.
Dalam dunia komputer, database sering disebut juga sebagai Basis Data. "Basis" berarti markas atau gudang, dan "Data" adalah fakta atau informasi. Jadi, Basis Data adalah gudangnya informasi.
Mengapa Database Penting?
Coba pikirkan lagi tentang lemari arsip yang berantakan. Kalau kita tidak mengelola dokumen dengan baik, pasti akan sulit mencari sesuatu, bahkan mungkin data penting bisa hilang. Hal yang sama berlaku untuk data digital.
Inilah beberapa alasan mengapa database sangat penting di era digital saat ini:
- Mengelola Data dalam Jumlah Besar: Bayangkan jumlah data di Facebook, Gojek, atau bank. Mustahil mengelolanya secara manual. Database dirancang untuk menangani data yang sangat besar.
- Akses Data yang Cepat: Database memungkinkan kita mencari dan mengambil informasi yang kita butuhkan dalam hitungan detik, bahkan dari jutaan atau miliaran data.
- Meminimalisir Redundansi Data: Redundansi artinya data yang sama tersimpan di banyak tempat. Ini bisa menyebabkan kebingungan dan kesalahan. Database membantu mengurangi pengulangan data.
- Menjaga Konsistensi Data: Dengan database, data yang sama akan selalu menampilkan informasi yang sama di mana pun ia diakses. Misalnya, jika alamat pelanggan berubah, cukup diubah di satu tempat di database, dan semua aplikasi yang menggunakan data itu akan mendapatkan alamat terbaru.
- Keamanan Data: Database menyediakan fitur-fitur untuk mengatur siapa saja yang boleh melihat atau mengubah data tertentu. Ini sangat penting untuk menjaga kerahasiaan dan integritas informasi.
- Memungkinkan Banyak Pengguna Mengakses Data Bersamaan: Bayangkan banyak kasir di supermarket yang semuanya menginput penjualan ke sistem yang sama secara bersamaan. Database memungkinkan hal ini terjadi tanpa konflik.
Contoh Penggunaan Database dalam Kehidupan Sehari-hari
Tanpa kita sadari, database ada di mana-mana dan kita gunakan setiap hari. Berikut ini beberapa contohnya :
- Aplikasi Media Sosial (Instagram, TikTok, Facebook):
- Data Pengguna: Nama, email, kata sandi, foto profil, teman/pengikut.
- Data Konten: Foto, video, caption, komentar, likes.
- Data Aktivitas: Riwayat pencarian, pesan pribadi.
- Aplikasi Belanja Online (Shopee, Tokopedia, Lazada):
- Data Produk: Nama produk, harga, deskripsi, stok, gambar.
- Data Pelanggan: Nama, alamat, nomor telepon, riwayat pembelian.
- Data Transaksi: Informasi pesanan, status pembayaran, pengiriman.
- Bank dan Keuangan:
- Data Nasabah: Nama, nomor rekening, saldo, riwayat transaksi.
- Data Pinjaman/Kredit: Informasi cicilan, tanggal jatuh tempo.
- Sekolah/Kampus:
- Data Siswa/Mahasiswa: Nama, NIM/NIS, kelas/jurusan, nilai, absensi.
- Data Guru/Dosen: Nama, mata pelajaran/kuliah yang diampu.
- Data Mata Pelajaran/Mata Kuliah: Jadwal, silabus.
- Rumah Sakit:
- Data Pasien: Nama, riwayat medis, hasil pemeriksaan, resep obat.
- Data Dokter/Perawat: Jadwal praktik, spesialisasi.
- Perpustakaan Digital:
- Data Buku: Judul, penulis, tahun terbit, stok, kategori.
- Data Peminjam: Nama, tanggal pinjam, tanggal kembali.
Jenis-jenis Database (Secara Umum)
Ada banyak cara untuk mengorganisir data, dan ini menciptakan berbagai jenis database. Namun, di kelas ini kita akan fokus pada jenis yang paling umum dan banyak digunakan:
- Database Relasional (Relational Database)
- Ini adalah jenis database yang paling populer dan akan menjadi fokus utama kita.
- Data disimpan dalam tabel-tabel (sering disebut juga "relasi"). Setiap tabel terdiri dari baris (record/tuple) dan kolom (field/attribute).
- Antar tabel dapat dihubungkan (direlasikan) menggunakan kolom-kolom tertentu (kita akan belajar tentang Primary Key dan Foreign Key nanti).
- Contoh database relasional yang populer adalah MySQL (yang akan kita pelajari), PostgreSQL, SQL Server, Oracle, dan SQLite.
- Contoh Sederhana:
- Tabel Siswa (Kolom: NIS, Nama, Kelas)
- Tabel MataPelajaran (Kolom: KodeMP, NamaMP)
- Tabel Nilai (Kolom: NIS, KodeMP, NilaiAngka)
- Ketiga tabel ini bisa dihubungkan untuk melihat nilai setiap siswa pada mata pelajaran tertentu.
- Database Non-Relasional (NoSQL Database)
- "NoSQL" berarti "Not Only SQL". Database jenis ini tidak menggunakan struktur tabel tradisional seperti database relasional.
- Mereka lebih fleksibel dalam menyimpan data dan cocok untuk data yang tidak terstruktur atau semi-terstruktur (misalnya data dari media sosial, log sensor, dll.).
- Contoh NoSQL Database: MongoDB (document-based), Cassandra (column-family), Redis (key-value), Neo4j (graph database).
- Kapan digunakan? Biasanya untuk proyek-proyek besar dengan data yang sangat dinamis, big data, atau aplikasi yang membutuhkan skalabilitas tinggi.
Kesimpulan
Setelah mempelajari ini, kamu seharusnya sudah punya gambaran besar tentang apa itu database dan mengapa perannya sangat krusial di dunia teknologi saat ini. Database adalah tulang punggung dari hampir semua aplikasi yang kita gunakan, dari sekadar pesan instan hingga sistem perbankan yang kompleks. Memahami konsep dasar ini adalah langkah pertama dan paling penting untuk menjadi seorang PPLG yang hebat!